Halo, statistician!
Bayangkan jika kita bisa mengukur perubahan signifikan dalam hasil sebelum dan sesudah suatu perlakuan, apakah benar-benar ada dampaknya? Hari ini, kita akan menjawab pertanyaan itu dengan memahami Uji-t dua sampel berpasangan, sebuah alat penting dalam analisis data untuk menemukan perbedaan nyata dari dua kondisi terkait. Yuk, kita pelajari lebih dalam bagaimana ini bisa membuka wawasan baru dalam dunia statistik!
Uji-t dua sampel berpasangan atau paired t-test adalah metode statistik yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua set data yang berpasangan. Data dianggap berpasangan jika setiap pengamatan dalam satu kelompok memiliki pasangan yang terkait dalam kelompok lainnya. Biasanya, ini diterapkan pada situasi yang pengukurannya dilakukan pada subjek yang sama di dua kondisi yang berbeda, misalnya sebelum dan sesudah perlakuan tertentu, atau di bawah dua perlakuan yang berbeda.
Tujuan dari uji t berpasangan adalah untuk menentukan apakah perbedaan rata-rata antara kedua kondisi tersebut signifikan secara statistik.
Data pada uji-t dua sampel bebas memiliki persyaratan yaitu:
- Variabel dependen numerik.
- Subjek dalam setiap sampel adalah sama. Subjek dalam kelompok pertama juga dalam kelompok kedua.
- Teknik pengambilan sampel pada populasi secara acak.
- Variabel dependen memiliki distribusi normal pada setiap kelompok
- Tidak ada outliers
Langkah uji-t dua sampel bebas :
- Tentukan HO dan H1
- Tentukan tingkat signifikansi
- Hitung nilai t dan df
- Bandingkan nilai t hitung dengan t tabel
- Pengambilan keputusan hipotesis
- Hipotesis
Hipotesis pada Uji-t dua sampel bebas yaitu Hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1), yang dapat dinyatakan dalam dua cara yang berbeda tetapi setara :
H0: μ1 = µ2 (rata-rata dua kelompok berpasangan sama)
H1: µ1 ≠ µ2 (rata-rata dua kelompok berpasangan tidak sama)
atau
H0: μ1 – µ2 = 0 (perbedaan rata-rata dua kelompok sama dengan 0)
H1: μ1 – µ2 ≠ 0 (perbedaan rata-rata dua kelompok tidak sama dengan 0)
Keterangan:
μ1 adalah rata-rata populasi kelompok 1
µ2 adalah rata-rata populasi kelompok 2
- Tingkat Signifikansi (α)
Nilai α adalah probabilitas terjadinya kesalahan tipe I, yaitu kesalahan saat menolak H0 yang sebenarnya benar. Tingkat signifikansi ini dapat disesuaikan dengan keinginan peneliti, namun nilai α yang umum digunakan adalah 0,05 (5%) dan 0,01 (1%). Nilai α berfungsi sebagai batas dalam proses pengambilan keputusan dalam uji hipotesis.
- Uji Statistik (t)
Uji statistik untuk uji-t dua sampel berpasangan mengikuti rumus yang sama dengan uji-t satu sampel.
Nilai t yang dihitung kemudian dibandingkan dengan nilai t kritis pada tabel distribusi t dengan derajat kebebasan (df) = n-1 dan tingkat signifikansi yang dipilih.
Dasar pengambilan keputusan uji-t dua sampel berpasangan untuk mengukur ada tidaknya perbedaan rata-rata dua kelompok yang diuji dengan membandingkan t hitung dengan t tabel.
• Nilai t hitung > nilai t tabel maka Ho ditolak.
• Nilai t hitung < nilai t tabel maka Ho diterima.
Sumber :
Soeprajogo; Purnama and N. Ratnaningsih, “Perbandingan Dua Rata-Rata Uji-T,” Univ. Padjajaran, pp. 5–20, 2020.